Balikan...

Bila cintaku berbunga aku akan tetap mencintaiMU...
Bila hatiku patah, aku pun tetap mencintaiMU...

Semenjak pertama kali memutuskan untuk berani jatuh cinta, saya tahu pilihan itu adalah pilihan yang penuh resiko. Tapi karena hidup adalah soal pilihan, akhirnya saya memilih untuk jatuh cinta dengan segala konsekuensinya; patah hati atau terus berlanjut. Apapun yang terjadi, saya akan tetap mencintai DIA di atas segalanya. Tapi saya hanyalah manusia yang integritasnya tak selalu utuh; janji itu tak melulu saya tepati, hingga akhirnya hati saya patah juga.

Jatuh cinta memang berjuta rasanya, dan saya bersyukur mampu merasakan rasa itu. Tapi entah berapa banyak waktu tersita hanya untuk memikirkan si 'target' hingga -kalau mau jujur- saya pun jadi seakan menomorduakan DIA. Mau apapun terus teringat sama si dia, dan mengembangkan senyum di bibir meski terkadang memecah konsentrasi.Alangkah gembiranya. Saya menikmatinya selagi bisa, meski tetap menata hati kalau sewaktu-waktu saya harus menanggung patah hati.

... dan akhirnya hati saya patah juga. Ternyat begini ya rasanya orang patah hati. Rasanya hampir sama ketika saya pernah mengikuti sebuah kompetisi semasa sekolah dulu. Saya telah berjuang sebisa saya dengan penuh semangat. Satu persatu tingkat berhasil dilewati, namun ketika tinggal satu langkah lagi, saya terpaksa tergeser hanya karena selisih poin yang sangat tipis. Rasanya sedih, kecewa. Begitupun ada rasa senang juga, paling tidak saya sudah mencoba. Itu sudah jauh lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali.

Saya hanya menangis sebentar, dan kemudian sadar akan komitmen awal saya. Whatever happens, I will still love YOU LORD. Kemudian saya tersadar bahwa selama ini saya sudah menomorduakan DIA; jadi saya anggap saja patah hati ini adalah titik untuk 'balikan' lagi sama DIA ^_^. Saya yakin DIA masih mau menerima saya; bahkan lebih dalam lagi :)

.. dan hati yang patah itu tak lagi berdarah ...

sumber: